Thursday, July 27, 2017

Menjadi Planolog (Tips Mahasiswa Baru PWK)


Tidak terasa sudah 58 tahun Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) berdiri di Indonesia, dan tercatat dari arsip Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI) tahun 2015, ternyata ada 52 sekolah Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) yang sudah berdiri, baik Strata 1 maupun 2 di seluruh Indonesia.

Sejak pertama kali lahir di Institut Teknologi Bandung, Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) telah melahirkan begitu banyak alumni yang telah tersebar keseluruh penjuru Nusantara, yang menunggu bakti untuk merencanakan pembangunan Indonesia secara adil dan makmur.

Di PWK kamu bisa menjadi apa saja, sebab kamu adalah seorang avatar yang melahap seluruh bidang ilmu demi terwujudnya perencanaan yang menyentuh keseluruh aktivitas kehidupan, dan tentunya untuk menjadi seorang perencana itu, tidaklah mudah seperti melupakan kisah dengan mantan. Apalagi seperti kisah penulis ini yang harus ditinggal nikah oleh seorang “Raisa”. Yah Sudahlah.

Untuk itu, bagi kamu yang sudah lulus sebagai Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, dikampus manapun kamu berada. Saya ucapkan “Selamat Datang di Keluarga Besar Teknik Perencanan Wilayah dan Kota Indonesia”, dan sebagai seorang kaka yang baik, dan rajin menabung. Penulis kemudian akan membagikan sedikit pengalaman menjadi seorang planolog (Istilah Keren Anak “PWK”) , supaya kamu nantinya ketika masuk, serasa sudah bertahun – tahun mengenal PWK. Sebab seorang bijak berkata “Pengalaman adalah Pelajaran yang Paling Berharga”.

     Kos Atau Kontrak

Di PWK tugas – tugas 75% dikerjakan secara berkelompok, sisanya kamu akan mengerjakan tugas individu berupa makalah, atau sekedar resume mata kuliah. Untuk kamu yang baru masuk di perguruan tinggi, dan mengambil studi PWK, penulis sarankan agar untuk sementara kamu mengambil kos-kosaan dulu selama 1 atau 2 bulan, untuk mengenal lingkungan disekitar kampus serta mengenal lebih dalam teman-teman seangkatan di jurusan. Begitu kamu sudah banyak mengenal dan mengetahui lingkungan disekitarmu, ajaklah beberapa temanmu yang satu frekuensi denganmu, untuk mengambil rumah kontrak. Sebab, nantinya kamu juga akan jarang tinggal di kosan, karena tugas-tugas nantinya akan lebih banyak dikerjakan secara bersama-sama, dengan intesitas curah tugas yang sangat melimpah. Dengan kamu mengontrak, apa lagi dengan tempat yang cukup luas, biasanya nantinya tempatmu akan dijadikan tempat berkumpul satu angkatan, yang Jadinya bakalan “Rame Sejadi-Jadinya”.

     Konsumsi Multivitamin

layaknya seperti bermain game. Di Awal semester masuk, kamu masih akan melalui level pertama, dengan tugas seperti makalah, berdiskusi, atau bahkan hanya mendengarkan berbagai macam teori dari Dosen penanggungjawab, sayangnya kemudian hal itu tak berlangsung lama guys. Masuk di tengah level kamu akan disibukkan dengan survey lapangan di berbagai daerah, dan kamu akan berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan data yang real dari hasil surveymu. Hingga final semester masuk, kamu akan diterjang oleh peluru-peluru (Tugas) yang tak hentinya berakhir, hingga kamu bisa melumpuhkan lawanmu (Mata Kuliah) sendiri satu berastu-satu, dan pada akhirnya, ketegaranmu bertahan, tergantung pada kondisi daya tahan tubuhmu. Layaknya seorang luffy (one piece) di setiap pertempurannya, kamu mungkin akan menang, tapi kamu akan mengeluarkan seluruh kemampuanmu untuk bertahan dan menyerang. Oleh karena itu, kamu membutuhkan multivitamin untuk menjaga kondisi daya tahan tubuhmu.

     Melakukan Hal yang Kamu Sukai

Pasti ada beberapa diantara kita yang memilih jurusan di Universitas, karena desakan orangtua atau karena tidak lulus pada pilihan pertama, akibatnya pada saat menjalani proses perkuliahan, kita menjadi orang yang serba malas menjalani hal tersebut. Tapi, eitsss, kamu jangan sedih dulu, di PWK kamu masih bisa mempelajari hal yang kamu sukai. Seperti misalnya, kamu senang dengan kesenian, maka kamu bisa mempelajari hal yang kamu sukai tersebut sambil berkuliah di PWK. Sebab di PWK kita tidak hanya melakukan perencanaan melalui pendekatan ruang dan wilayah saja, tapi juga melakuakan berbagai pendekatan lain, seperti keislaman, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, hukum, ataupun HAM.

     Menentukan Tujuan

Dalam masa kuliah selama 4 tahun, sebaiknya kamu sudah menentukan kamu mau dikenal sebagai apa nantinya. Dalam hal ini kamu bisa memilih apakah kamu mau menjadi mahasiswa yang berfokus pada pendidikan, penelitian, ataukah pada pengabdian masyarakat.

Bila minatmu memang untuk menuntut ilmu, ada baiknya kamu sungguh-sungguh mendalami setiap mata kuliah yang ada, dan jadilah akademisi sejati, yang tidak hanya datang lalu pulang kerumah, tapi juga dapat melihat fenomena perkotaan atau wilayah yang terjadi disekitar, membandingkannya lalu kemudian dengan pelajaran yang didapat, kamu menuliskan hal tersebut melalui opini untuk diterbitkan di berbagai media massa, agar apa, yah supaya apa yang kamu pelajari dapat bermanfaat, tidak hanya untuk dirimu tapi juga orang lain.

Menjadi peneliti juga adalah kegiatan asyik, sebab tidak seperti opini. Kesimpulan daripada karya tulis ilmiah ini sifatnya sudah di analasis melalui data real yang telah dikompilasikan. Karya-karya penelitianmu nantinya juga bisa kamu publikasikan di berbagai jurnal yang telah terakreditasi, yang nantinya hasil publikasimu dapat kamu masukan di CV punyamu sebagai persyaratan lanjut studi pascasarjana atau mendapatkan beasiswa, baik nasional maupun internasional. Hal ini baiknya kamu lakukan pada saat semester 3, agar kamu sudah terbiasa menulis karya ilmiah. Karena, hal ini terkadang menjadi sangat sulit, salah satunya karena faktor kemalasan.

Adapun, Pemberdayaan masyarakat akan memberimu pengalaman yang luar biasa dalam hal mempelajari kondisi real di tengah masyarakat, hal ini bisa kamu lakukan melalui pendekatan kelembagaan, organisasi, NGO, ataupun komunitas. Manfaatnya kamu akan bertemu dengan banyak teman baru dan tentunya kamu akan belajar banyak hal tentang ilmu perencaanaan dari berbagai aspek. Di PWK sendiri kamu bisa masuk di himpunan di jurusan yang kamu miliki, Ikatan Mahasiswa Perencanaan Indonesia (IMPI) ataupun ke komunitas yang membahas tentang aspek – aspek perencanaan seperti lingkungan, anak jalanan, ataupun HAM.

     Prepare to Next Level

Tidak seperti ketika telah menyelesaikan studi di bangku SMA, pada saat kamu sarjana nanti, kamu dituntut untuk menjadi manusia yang siap sedia digunakan ditengah-tengah masyarakat, sesuai dengan disiplin ilmu yang kamu miliki.

Bila di PWK, apabila kamu mau menjadi seorang praktisi (Konsultan) kamu dituntut untuk memiliki skill dalam mengoperasika Ms. Office (Word, Powerpoint, Excel), Corel Draw, dsb. Sebab kemampuan ini, akan digunakan untuk membuat laporan perencanaan, menganalisis data, serta menyiapkan presentase untuk exspose laporan perencanaan. Skill selanjutnya kamu dituntut untuk menguasai aplikasi GIS, aplikasi ini digunakan untuk membuat pemetaan, yang fungsinya mendeskripsikan wilayah dan perencanaannya melalui penggambaran diatas kertas. Namun, seiring semakin kerasnya persaingan, ada baiknya kamu juga mempelajari aplikasi untuk menggambar 3 Dimensi, seperti sketchup.

Berbeda dengan menjadi seorang praktisi, bila kamu mau melanjtkan studi ke Pascasarjana. Kamu dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang mencukupi. Biasanya persyaratan yang paling umum yaitu kamu harus memiliki IPK minimal 2,75. Tapi alangkah baiknya kamu bisa memaksimalkan hingga 3,25. Hal ini karena rata-rata untuk perguruan tinggi besar di Indonesia, persaingan untuk masuk kedalam sangatlah ketat. Selain IPK yang tinggi, kamu juga baiknya menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Karena, hal ini kemudian menjadi pertimbangan dari Universitas untuk memilih calon alumni terbaik untuk Universitasnya.

     Beasiswa Untukmu

Mendapatkan beasiswa merupakan cita-cita bagi semua orang yang memiliki impian melanjutkan studinya, baik dalam negeri maupun diluar negeri. Tapi hal itu, sekali lagi, tidak semudah melupakan seorang mantan. Kamu selain dituntut memiliki IPK Minimal 3 – 3,25, kamu juga harus memiliki setidaknya track record untuk publikasi jurnal ilmiah yang mumpuni, biasanya minimal 1 Jurnal internasional dan 2 Jurnal Nasional. Tidak hanya itu, kemampuan bahasa inggris yang baik, serta pengalaman organisasi juga menjadi suatu syarat untuk mendapatkan hal tersebut.

     Skor TOEF dan IELTS

Skor TOEFL sebaiknya sudah kamu persiapkan jauh-jauh hari, baiknya hal tersebut, kamu lakukan sejak awal kamu masuk di perguruan tinggi. Karena, tidak hanya untuk melanjutkan pendidikan. Score TOEFL juga digunakan jika kamu mau melamar pekerjaan di berbagai tempat, baik BUMN mapun Swasta.

Bila kamu mau melanjutkan studi dengan beasiswa. Untuk dalam negeri, diwajibkan memiliki standar score TOEFL sebesar 500. Sebaliknya, apabila target studimu berada di luar negeri, Kamu wajib memiliki TOEFL skor sebesar 550 atau IELTS skor 6.5 keatas.

Tips diatas sebenarnya berlaku secara umum. Hanya saja pengalaman tersebut merupakan pelajaran yang berharga yang harus penulis bagikan bagi kalian. Agar, generasi planolog kedepanya betul-betul terarah menjadi planolog yang lebih sukses dari generasi planolog sebelumnya,dimasa depan

Penulis : Febrianto Samin